| | The Fed Pangkas Suku Bunga 25 Bps: Menandai pemangkasan suku bunga ketiga sepanjang tahun 2025. Pemangkasan ini membawa suku bunga AS ke level terendah sejak 2022 → sentimen positif pasar keuangan global. | | | Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Kembali Meningkat: IKK Indonesia naik ke level 124 pada November 2025 (vs. Oktober 2025: 121,2, November 2024: 125,9) → memperkuat optimisme terhadap prospek ekonomi Indonesia. | | |
|
|
| MARKET UPDATE | | Foreign Inflow Saham 10 Minggu Beruntun, IHSG Kembali Cetak All-Time High | | Update: 12 Desember 2025 | | | Latest | WoW | YtD | | IHSG | 8.660,5 | ▲ +0,32% | ▲ +22,33% | | IDR 10Y Govt Bond Yield | 6,18% | ▼ -1 bps | ▼ -81 bps | | Deposito 12 bulan | 3,68% | ▼ -2 bps | ▼ -35 bps | | Foreign Flow | | (dalam triliun Rupiah) | | Asset Class | 1W | 1M | YtD | | Obligasi | ▼ -0,70 | ▼ -0,12 | ▲ +0,15 | | Saham | ▲ +1,49 | ▲ +11,82 | ▼ -25,98 | | Sumber: Bloomberg per 12 Desember 2025, kecuali data foreign flow obligasi per 11 Desember 2025. | | | |
| 🌏 What Happened in the Market | | |
| | Bank Sentral AS, The Fed, pada Rabu (10/12) waktu setempat memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar -25 bps ke kisaran 3,50–3,75%, sesuai ekspektasi konsensus. | | | The Fed juga meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS ke +1,7% pada 2025 dan 2,3% pada 2026 (vs. September: +1,6% pada 2025 dan +1,8% pada 2026) dan menurunkan proyeksi inflasi inti ke 2,9% pada 2025 dan turun ke 2,4% pada 2026 (vs. September: 3,0% pada 2025 dan 2,6% pada 2026). | | | Bank Indonesia (BI) mencatat indeks keyakinan konsumen (IKK) Indonesia naik secara bulanan ke level 124 pada November 2025 (vs. Oktober 2025: 121,2, November 2024: 125,9). Hasil ini didorong oleh kenaikan di seluruh sub–indeks. | | | Dalam laporan terpisah, BI memperkirakan penjualan ritel pada November 2025 akan tumbuh +5,9% YoY dan +1,1% MoM, seiring dengan peningkatan permintaan masyarakat menjelang persiapan Natal dan Tahun Baru. | | |
|
|
| Secara Global: Pemangkasan suku bunga terbaru masih sejalan dengan ekspektasi pasar. Namun, perhatian utama kini beralih ke ekspektasi kebijakan suku bunga The Fed ke depan, khususnya untuk 2026, yang masih diliputi ketidakpastian. Hal ini terutama dipengaruhi oleh dinamika inflasi AS dan arah pertumbuhan ekonomi AS, yang tercermin dari dot plot The Fed yang masih terdistribusi lebar mencerminkan perbedaan pandangan internal FOMC terkait seberapa cepat dan seberapa dalam pelonggaran kebijakan dapat berlanjut. | | Untuk Indonesia: IKK Indonesia yang meningkat ke level 124, disertai ekspektasi peningkatan penjualan ritel pada November 2025, mengindikasikan penguatan sentimen konsumen terkait ketenagakerjaan dan daya beli, yang berpotensi mendukung konsumsi domestik sebagai kontributor utama pertumbuhan ekonomi. | | |
|
|
| Dalam satu pekan terakhir, seiring Fed rate cut yang sesuai konsensus serta rilis data yang menunjukkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih baik, IHSG kembali mencetak all-time-high di level 8.710,7 pada penutupan Senin (8/12) sementara yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun relatif stabil di level ~6,2%. Ke depannya, Investor tetap perlu mencermati dinamika kebijakan moneter AS, terutama dengan berakhirnya masa jabatan Jerome Powell pada Mei 2026. Seperti dibahas sebelumnya, kebijakan suku bunga AS dapat mempengaruhi yield obligasi dan ruang pemotongan suku bunga untuk Indonesia. Dari sisi global, perhatian pasar dalam waktu dekat tertuju pada keputusan suku bunga Bank Sentral Jepang (18–19 Desember 2025)—yang apabila dinaikkan, dapat mempengaruhi performa aset yang lebih beresiko seperti saham. Bagi investor yang ingin meminimalisir volatilitas pasar, instrumen defensif seperti Reksa Dana Pasar Uang bisa menjadi pertimbangan bagi investor yang memprioritaskan stabilitas portofolio. | | |
| | | Top Reksa Dana Pasar Uang di Bibit | |
Cocok untuk: simpan dana darurat & parkir dana jangka pendek |
Return reksa dana per 12 Desember 2025.
Berdasarkan data historis, tidak menjamin kinerja di masa depan. |
| Top Reksa Dana Obligasi di Bibit | |
Cocok untuk: investasi jangka panjang dengan risiko moderat |
Return reksa dana per 12 Desember 2025. Berdasarkan data historis, tidak menjamin kinerja di masa depan.
|
| Kinerja Saham Perbankan dalam 5 Tahun Terakhir | |
Data saham per 12 Desember 2025, memperhitungkan price return dan dividend. Data historis, tidak menjamin kinerja di masa depan |
|
|
Writer: Bibit Investment Research Team Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual produk tertentu. |
|
|
Email ini dikirim oleh PT Bibit Tumbuh Bersama, Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Informasi di dalam email ini bersifat rahasia dan hanya ditujukan bagi investor yang menggunakan APERD PT Bibit Tumbuh Bersama dan menerima email ini. Dilarang memperbanyak, menyebarkan, dan menyalin informasi rahasia ini kepada pihak lain tanpa persetujuan PT Bibit Tumbuh Bersama. Reksa dana merupakan produk pasar modal dan bukan produk APERD. APERD tidak bertanggung jawab atas risiko pengelolaan portofolio yang dilakukan oleh Manajer Investasi. Semua investasi mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas nilai investasi. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa depan. Kinerja historikal, keuntungan yang diharapkan dan proyeksi probabilitas disediakan untuk tujuan informasi dan ilustrasi.
Untuk informasi lebih lanjut, klik di sini.
|
Copyright © 2024. All rights reserved. |
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar