| | Rally Harga Gold dan Silver mencapai ATH: Harga emas dan perak rally 2% dan 14,9% dalam seminggu terakhir, dan keduanya mencapai ATH → dengan ekspektasi kelanjutan penurunan suku bunga, investor semakin memilih logam mulia sebagai store-of-value. | | | Data AS Tunjukkan Mixed Signals: Pertumbuhan ekonomi menguat, namun kepercayaan konsumen melemah selama 5 bulan beruntun → berpotensi memperkuat sikap wait-and-see The Fed mengenai pemangkasan suku bunga. | | | Kesepakatan Perjanjian Dagang Indonesia–AS: Disepakatinya isu substantif dalam perjanjian dagang Indonesia–AS → ketidakpastian akibat perang dagang berkurang. | | |
|
|
| MARKET UPDATE | | Foreign Inflow Saham Mingguan Selama 11 Minggu Beruntun | | Update: 24 Desember 2025 | | | Latest | WoW | YtD | | IHSG | 8.537,9 | ▼ -0,83% | ▲ +20,59% | | IDR 10Y Govt Bond Yield | 6,14% | ▼ -1 bps | ▼ -86 bps | | Rata-rata bunga deposito 12 bulan | 3,74% | ▲ +6 bps | ▼ -28 bps | | Foreign Flow | | (Dalam Triliun Rupiah) | | Asset Class | 1W | 1M | YtD | | Obligasi | ▲ +2,29 | ▲ +4,05 | ▲ +4,09 | | Saham | ▲ +1,52 | ▲ +7,28 | ▼ -21,28 | | Sumber: Bloomberg per 24 Desember 2025, kecuali data foreign flow obligasi dan saham per 23 Desember 2025 | | | |
| π What Happened in the Market | | |
| | Harga berbagai komoditas logam, baik logam mulia maupun industrial, kompak mengalami penguatan, dengan emas, perak, dan tembaga mencetak all-time high (ATH): - Harga emas di pasar spot tembus level US$4.533/oz dan menguat +71% (year-to-date/YTD) diikuti perak yang menguat +150% YTD pada Jumat (26/12), didorong oleh meningkatnya permintaan aset safe haven sebagai diversifikasi dari USD serta ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan oleh The Fed pada 2026.
- Harga tembaga menguat +38% YTD didorong oleh prospek permintaan yang menguat seiring perkembangan artificial intelligence (AI) serta pasokan yang mengetat.
| | | Biro Analisis Ekonomi AS pada Selasa (23/12) mencatat bahwa ekonomi AS tumbuh +4,3% annualized pada 3Q25 (vs. 2Q25: +3,8% annualized), menurut perkiraan awal, melampaui ekspektasi konsensus (+3,2% annualized) dan menandai kenaikan tertinggi dalam 2 tahun terakhir. Secara tahunan, ekonomi AS masih tumbuh +2,3% YoY pada 3Q25 (vs. 2Q25: +2,1% YoY). | | | The Confidence Board pada Selasa (23/12) mencatat bahwa Indeks Kepercayaan Konsumen AS turun ke level 89,1 pada Desember 2025 (vs. November 2025: 92,9, Desember 2024: 109,5) dibawah ekspektasi ekonom Reuters (91,0), terendah sejak April 2025. | | | Nilai tukar rupiah terhadap USD melemah ke level 16.795 pada Selasa (23/12), menandai level terendah dalam 8 bulan terakhir. Menurut Bloomberg, sejak September 2025 investor global terus mengurangi kepemilikan obligasi pemerintah Indonesia akibat kekhawatiran terhadap melemahnya perekonomian Indonesia, defisit anggaran yang melebar, dan kekhawatiran terhadap independensi kebijakan Bank Indonesia. | | | Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan pada Selasa (23/12) bahwa pemerintah Indonesia dan AS telah menyepakati semua isu substantif dalam perjanjian perdagangan, kesepakatan ini akan ditandatangani oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Donald Trump pada akhir Januari 2026. AS akan memberikan pengecualian tarif pada sejumlah barang ekspor Indonesia serta mengharapkan akses ke cadangan mineral penting Indonesia. | | | Kementerian Perindustrian tengah mempertimbangkan insentif pembelian mobil pada 2026 guna mendukung industri otomotif. mencakup pembebasan 100% antara PPnBM atau PPN untuk harga mobil tertentu. | | |
|
|
| Secara Global: Walaupun ekonomi AS menunjukkan pertumbuhan yang kuat pada 3Q25, namun penurunan Indeks Kepercayaan Konsumen selama 5 bulan terakhir menunjukkan kontras dari sisi rumah tangga. Kombinasi data tersebut berpotensi memperkuat pandangan wait-and-see The Fed, walaupun konsensus Bloomberg masih memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga hingga dua kali lagi di 2026. Ekspektasi tersebut mendorong investor beralih ke aset lindung nilai seperti emas. | | Untuk Indonesia: Ketidakpastian pasar akibat perang dagang kini mulai mereda setelah pemerintah Indonesia dan AS mencapai kesepakatan atas sejumlah isu penting. Dengan berkurangnya tekanan dari luar negeri, perhatian pasar saat ini lebih tertuju pada kebijakan domestik, khususnya kebijakan fiskal. Apabila kekhawatiran investor terhadap kondisi fiskal, termasuk pelebaran defisit anggaran dan isu kredibilitas kebijakan BI, terus berlanjut, maka nilai tukar rupiah berpotensi tetap berada dalam tekanan. Di sisi lain, jika kebijakan insentif pembelian mobil benar-benar diterapkan, langkah tersebut berpotensi mendorong daya beli masyarakat. | | |
|
|
| Dengan data ekonomi AS yang masih menunjukkan mixed signals, volatilitas dari perubahan ekspektasi pemotongan suku bunga the Fed di 2026 akan terus berlanjut. Volatilitas tersebut dapat mempengaruhi performa obligasi dan saham, sehingga manajemen alokasi portofolio dengan aset yang sesuai dengan profil risiko tetap paling utama. Namun untuk Indonesia, setelah pemotongan suku bunga agresif oleh BI sepanjang 2025 yang menopang performa obligasi (+11,9% YTD indeks obligasi pemerintah). Fokus ke depan akan tertuju pada dampak pemotongan suku bunga dan berbagai kebijakan domestik pemerintah terhadap akselerasi pertumbuhan ekonomi riil di 2026. Ini terutama untuk menopang performa IHSG yang sudah tumbuh +22,1% YTD dan sudah mencetak beberapa kali ATH di 4Q25. | | |
|
|
| Top Reksa Dana Pasar Uang di Bibit | |
Cocok untuk: simpan dana darurat & parkir dana jangka pendek |
Return reksa dana per 24 Desember 2025.
Berdasarkan data historis, tidak menjamin kinerja di masa depan. |
| Top Reksa Dana Obligasi di Bibit | |
Cocok untuk: investasi jangka panjang dengan risiko moderat | Return reksa dana per 24 Desember 2025. Berdasarkan data historis, tidak menjamin kinerja di masa depan.
|
| Kinerja Saham Perbankan dalam 5 Tahun Terakhir | |
Data saham per 24 Desember 2025, memperhitungkan price return dan dividend. Data historis, tidak menjamin kinerja di masa depan |
|
| π¦ BBRI Bank Only Nov–2025: Kredit Terakselerasi, Provisioning Tinggi – BBRI mencatatkan laba bersih bank only sebesar Rp4,4 triliun pada November 2025 (+3% YoY, -1% MoM), membuat laba bersih bank only selama 11M25 mencapai Rp45,4 triliun (-9% YoY), setara 81% estimasi 2025F konsolidasi konsensus (vs. 11M24: 83% realisasi konsolidasi 2024). π¦ BBNI Bank Only Nov–2025: Kredit Terakselerasi, Opex Melonjak – BBNI mencatatkan laba bersih bank only sebesar Rp1,7 triliun pada November 2025 (-3% YoY, -4% MoM). Hasil ini membuat laba bersih bank only selama 11M25 mencapai Rp18,6 triliun (-6% YoY), setara 91% estimasi 2025F konsolidasi konsensus (vs. 11M24: 92% realisasi 2024). |
|
|
Writer: Bibit Investment Research Team Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual produk tertentu. |
|
|
Email ini dikirim oleh PT Bibit Tumbuh Bersama, Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Informasi di dalam email ini bersifat rahasia dan hanya ditujukan bagi investor yang menggunakan APERD PT Bibit Tumbuh Bersama dan menerima email ini. Dilarang memperbanyak, menyebarkan, dan menyalin informasi rahasia ini kepada pihak lain tanpa persetujuan PT Bibit Tumbuh Bersama. Reksa dana merupakan produk pasar modal dan bukan produk APERD. APERD tidak bertanggung jawab atas risiko pengelolaan portofolio yang dilakukan oleh Manajer Investasi. Semua investasi mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas nilai investasi. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa depan. Kinerja historikal, keuntungan yang diharapkan dan proyeksi probabilitas disediakan untuk tujuan informasi dan ilustrasi.
Untuk informasi lebih lanjut, klik di sini.
|
Copyright © 2024. All rights reserved. |
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar