- Update Suku Bunga: BI Rate Ditahan di Luar Ekspektasi Namun Inflasi AS di Bawah Ekspektasi – BI masih melihat ruang untuk penurunan suku bunga, sementara pemangkasan oleh The Fed berpotensi memberi ruang tambahan bagi BI untuk melanjutkan pelonggaran sambil menjaga stabilitas rupiah.
- Harga Emas Anjlok -3,26% WoW Setelah Reli 9 Minggu – Harga emas ditutup pada level 4.113,05 pada jumat (24/10), menandai penurunan mingguan pertama sejak reli pada Agustus 2025.
- IHSG: Update MSCI & Earnings Season 9M25 – Setelah sempat cetak ATH pada Kamis (23/10) di level 8.274, IHSG turun hingga -1,9% hari Senin (27/10). Beberapa emiten telah merilis kinerja 9M25, di mana $BBCA, $BBNI, dan $BMRI sesuai ekspektasi konsensus, sementara $UNVR melebihi ekspektasi.
|
|
| Update Suku Bunga: BI Rate Ditahan di Luar Ekspektasi Namun Inflasi AS di Bawah Ekspektasi
|
- Suku Bunga BI
- Bank Indonesia (BI) mempertahankan BI Rate di 4,75% pada Rabu (22/10), di luar ekspektasi pasar. Lending facility dan deposit facility juga dipertahankan di 5,5% dan 3,75%. Total penurunan BI rate sebesar -150 bps sejak September 2024.
- BI masih melihat ruang untuk penurunan suku bunga lebih lanjut, namun keputusan tersebut diambil untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan memperkuat efektivitas transmisi kebijakan moneter yang telah ditempuh sebelumnya.
- Berdasarkan konsensus Bloomberg, 50% konsensus memproyeksikan penurunan sebesar -50 bps, sementara sisanya memperkirakan penurunan sebesar -25 bps hingga akhir 2025.
- Inflasi AS
- Sementara itu, rilis data inflasi CPI AS pada September 2025 naik 0,3% MoM dan 3% YoY (vs Agustus 2025: 2,9%), inflasi inti juga naik menjadi 3,0% YoY (0,2% MoM), sedikit di bawah ekspektasi konsensus 3,1%.
- Berdasarkan CME FedWatch Tool, probabilitas pemangkasan suku bunga AS sebesar ≥50 bps hingga akhir tahun mencapai 96% (vs. sepekan lalu: 94%).
|
Harga Emas Anjlok -3,26% WoW Setelah Reli 9 Minggu |
- Harga emas turun ke level US$4.113 per troy ounce pada Jumat (24/10), penurunan mingguan pertama setelah reli selama 9 minggu sejak Agustus 2025.
- Sebelumnya, harga emas di pasar spot sempat anjlok hingga -6,3% ke level 4.082,03 dolar AS per troy ounce pada Selasa (21/10), menandai penurunan secara intraday yang terbesar sejak Juni 2013.
- Bloomberg melaporkan bahwa penurunan harga emas kemarin didorong oleh aksi profit taking, seiring kekhawatiran investor bahwa lonjakan harga emas belakangan ini telah membuat harganya overvalued.
|
IHSG: Update MSCI & Earnings Season 9M25 |
- IHSG sempat mengalami koreksi -3,8% sebelum ditutup turun -1,9% di level 8.117 pada hari Senin (27/10). Sebelumnya, IHSG sempat mencetak rekor baru pada Kamis (23/10) di level 8.274.
- Penurunan ini dipicu oleh pertimbangan MSCI untuk mengevaluasi penghitungan free float saham. Wacana ini belum tentu dilaksanakan mengingat masih menjaring masukkan dari pelaku pasar.
- Sementara itu, sejumlah emiten telah merilis kinerja keuangan 9M25 pekan lalu. Berikut rangkumannya:
|
|
|
Secara macro global, rilis data inflasi AS, satu-satunya data ekonomi resmi yang dirilis selama periode government shutdown di AS, memperkuat probabilitas bahwa The Fed akan memangkas suku bunga kembali pada hasil pertemuan tanggal 29 Oktober 2025. Kondisi ini berpotensi meningkatkan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter secara global dan mendorong risk-on sentiment di pasar keuangan. Dalam konteks tersebut, koreksi harga emas sebesar -3,26% WoW setelah reli panjang mencerminkan pergeseran preferensi investor dari aset safe haven menuju aset yang lebih berisiko di tengah prospek suku bunga yang lebih rendah. Konsensus Bloomberg memperkirakan The Fed akan memangkas hingga 50 bps lagi hingga akhir tahun 2025. Pemangkasan suku bunga The Fed sendiri memberi ruang untuk BI lanjut memangkas suku bunga demi mendukung pertumbuhan ekonomi, selama stabilitas nilai tukar tetap terjaga. Perkembangan kondisi makro yang terus berubah membuat investor perlu disiplin berinvestasi sesuai profil risiko dan tujuan keuangan masing–masing, agar tidak mudah terpengaruh oleh fluktuasi pasar yang memicu panic selling atau FOMO. Reksa Dana Pasar Uang dapat menjadi pilihan untuk menjaga stabilitas portofolio di tengah fluktuasi pasar. Sedangkan bagi Investor dengan profil risiko low–moderate dengan jangka waktu investasi lebih panjang dapat mempertimbangkan Reksa Dana Obligasi yang cenderung diuntungkan di tengah tren penurunan suku bunga dan yield obligasi. |
Top Reksa Dana Obligasi di Bibit
|
*Return reksa dana per 24 Oktober 2025. Berdasarkan data historis, tidak menjamin kinerja di masa depan. |
Top Reksa Dana Pasar Uang di Bibit
|
*Return reksa dana per 24 Oktober 2025. Berdasarkan data historis, tidak menjamin kinerja di masa depan. |
Kinerja Saham Perbankan dalam 5 Tahun Terakhir
|
Data saham per 24 Oktober 2025, memperhitungkan price return dan dividend. Berdasarkan data historis, tidak menjamin kinerja di masa depan. |
|
|
IHSG Kembali Cetak All-Time High
|
Sumber: Bloomberg per 24 Oktober 2025, kecuali data foreign flow obligasi per 22 Oktober 2025
| |
|
📝 Investment Truth: Volatilitas Bukan Risiko Investasi yang Sebenarnya – Menurut Howard Marks, volatilitas hanyalah 'noise' sementara di pasar bukan risiko sesungguhnya. Volatilitas itu wajar karena dipengaruhi suku bunga, inflasi, dan kondisi geopolitik. Dalam jangka pendek bisa berdampak pada kinerja, tapi dalam jangka panjang, Reksa Dana Obligasi tetap konsisten naik seiring pendapatan kupon dan potensi kenaikan harga obligasi. 🔔ORI028 Berakhir, Masih Ada FR Short Term dengan Return di Atas Deposito Alokasikan gajimu ke aset low-risk dengan kepastian return terjamin lewat Obligasi FR tenor <2 tahun, seperti PBS032 dan PBS003 returnnya lebih tinggi dibandingkan deposito yang dijamin LPS. |
⛏️ Indonesia's Gold Playbook: From Mine to Market – Emiten industri emas di IHSG memiliki peran beragam dalam rantai industri, serta memiliki proporsi bisnis emas yang berbeda. Baca selengkapnya untuk mengetahui keterlibatan perusahaan di Indonesia terhadap industri emas! 🏦 BBCA: Laba Bersih 9M25 (+6% YoY) Sejalan Ekspektasi, Buyback hingga Rp5 T – BBCA mencatatkan laba bersih sebesar Rp14,4 triliun pada 3Q25 (+1% YoY, -3% WoW) dan Rp43,4 triliun pada 9M25 (+6% YoY; 75% estimasi konsensus 2025F). BBCA juga mengumumkan akan melakukan buyback saham hingga Rp5 triliun (22 Okt 2025–19 Jan 2026) dengan harga maksimal Rp9.200 per saham. 📈 UNVR 9M25: Laba Bersih +11% YoY, Lampaui Ekspektasi – UNVR mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,18 triliun pada 3Q25 (+117% YoY, +28% QoQ) dan Rp3,34 triliun pada 9M25 (+11% YoY; 77% estimasi konsensus 2025F). UNVR menyatakan divestasi bisnis es krim masih on track pada 2025, hasilnya akan dibagikan sebagai dividen bersama dividen tahun buku 2025 sebesar 100%. |
|
|
Writer: Bibit Investment Research Team Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual produk tertentu. |
|
|
Email ini dikirim oleh PT Bibit Tumbuh Bersama, Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Informasi di dalam email ini bersifat rahasia dan hanya ditujukan bagi investor yang menggunakan APERD PT Bibit Tumbuh Bersama dan menerima email ini. Dilarang memperbanyak, menyebarkan, dan menyalin informasi rahasia ini kepada pihak lain tanpa persetujuan PT Bibit Tumbuh Bersama. Reksa dana merupakan produk pasar modal dan bukan produk APERD. APERD tidak bertanggung jawab atas risiko pengelolaan portofolio yang dilakukan oleh Manajer Investasi. Semua investasi mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas nilai investasi. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa depan. Kinerja historikal, keuntungan yang diharapkan dan proyeksi probabilitas disediakan untuk tujuan informasi dan ilustrasi.
Untuk informasi lebih lanjut, klik di sini.
|
Copyright © 2024. All rights reserved. |
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar