- Pemerintah Rilis Paket Stimulus Ekonomi 4Q25 Senilai Rp16,2 T – Menko Airlangga Hartarto umumkan 8 program stimulus ekonomi ketiga di 2025 senilai ~Rp16,2 triliun dan akan melanjutkan 4 program insentif pada 2026.
- BI Rate Dipangkas 25 Bps ke 4,75%, di Luar Ekspektasi – Secara total, BI rate sudah turun -125 bps sejak awal tahun. Upaya ini dilakukan BI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, sembari menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
- The Fed Pangkas Suku Bunga 25 Bps, Proyeksikan 2x Pemangkasan Lagi hingga Akhir 2025 – Bank sentral AS (The Fed) putuskan memangkas suku bunga ke kisaran 4–4,25%, sesuai ekspektasi konsensus, dengan perkirakan turun ke level 3,5–3,75% hingga akhir 2025.
|
|
|
Pemerintah Rilis Paket Stimulus Ekonomi 4Q25 Senilai Rp16,2 Triliun
|
- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, umumkan paket stimulus ekonomi ketiga di 2025 senilai ~Rp16,2 triliun pada Senin (15/9), menyusul stimulus pertama (~Rp33 triliun) pada Januari–Februari 2025 dan stimulus kedua (~Rp24,4 triliun) pada Juni–Juli 2025.
- Paket stimulus terbaru ini terdiri dari 8 program yang secara umum akan berlaku untuk sisa 2025, yakni: 1) program magang lulusan perguruan tinggi; 2) perluasan PPh 21 ditanggung pemerintah (DTP) untuk pekerja sektor pariwisata; 3) bantuan pangan; 4) bantuan iuran jaminan kecelakaan kerja dan kematian bagi pekerja bukan penerima upah seperti mitra ojek online; 5) program manfaat layanan tambahan perumahan BPJS Ketenagakerjaan; 6) padat karya tunai (cash for work); 7) percepatan deregulasi PP No. 28; dan 8) pilot project program perkotaan di kota–kota besar untuk meningkatkan kualitas permukiman dan penyediaan tempat untuk gig economy.
- Selain stimulus baru, pemerintah akan melanjutkan 4 program insentif pada 2026. Insentif tersebut mencakup: 1) PPh final 0,5% bagi wajib pajak orang pribadi UMKM, diperpanjang hingga 2029; 2) PPh 21 DTP untuk pekerja sektor pariwisata dengan gaji hingga Rp10 juta per bulan; 3) PPh 21 DTP untuk pekerja sektor padat karya dengan gaji hingga Rp10 juta per bulan; dan 4) diskon iuran jaminan kecelakaan kerja dan kematian untuk pekerja bukan penerima upah seperti mitra ojek online.
|
BI Rate Dipangkas 25 Bps ke 4,75%, di Luar Ekspektasi
|
- Bank Indonesia (BI) menurunkan BI Rate sebanyak 25 bps ke 4,75% pada Rabu (17/9), di luar ekspektasi pasar. Lending facility juga dipangkas 25 bps menjadi 5,5%, sementara deposit facility dipangkas 50 bps menjadi 3,75%. Pemangkasan tersebut membuat total penurunan BI rate sebesar -125 bps sejak awal tahun.
- Keputusan tersebut diambil BI sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, sembari menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan inflasi di kisaran 1,5–3,5% pada 2025 dan 2026. Selain itu juga mempertimbangkan probabilitas pemangkasan suku bunga AS yang tinggi dan tren pelemahan indeks dolar AS (DXY), indeks yang mengukur nilai dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia.
- Pemangkasan BI Rate berlangsung di tengah wacana perluasan mandat BI untuk menciptakan lingkungan ekonomi yang kondusif bagi pertumbuhan sektor riil dan penciptaan lapangan kerja, serta wewenang DPR untuk merekomendasi pemecatan gubernur BI. Pemberian wewenang tersebut menimbulkan kekhawatiran atas independensi BI, menurut Bloomberg.
|
The Fed Pangkas Suku Bunga 25 Bps, Proyeksikan 2x Pemangkasan Lagi hingga Akhir 2025
|
- Bank sentral AS, The Fed, pada Rabu (17/9) waktu setempat memutuskan untuk melakukan pemangkasan suku bunga pertama di 2025 sebesar 25 bps ke kisaran 4–4,25%, sesuai ekspektasi konsensus.
- Ketua The Fed, Jerome Powell, mengatakan bahwa langkah ini diambil karena pelemahan pasar tenaga kerja, walaupun masih terdapat risiko inflasi AS tetap tinggi.
|
|
|
Pemangkasan suku bunga oleh BI yang di luar ekspektasi direspons positif oleh pasar saham dengan kenaikan IHSG +0,85% ke level penutupan all–time high (ATH) di level 8.025 pada Rabu (17/9), sebelum kembali mencetak ATH di level 8.051 pada Jumat (19/9). Mayoritas ekonom di Bloomberg berekspektasi BI rate akan tetap di level 4,75% sampai akhir tahun, namun terbuka peluang penurunan ke level 4,5%. Di sisi lain, yield obligasi pemerintah 10 tahun tidak banyak mengalami perubahan dan berada pada level 6,303% pada Jumat (19/9).
Sementara itu, karena pemangkasan suku bunga The Fed yang sudah sesuai dengan ekspektasi membuat pasar keuangan AS cenderung tidak terpengaruh dan bergerak secara mixed, dengan indeks Dow Jones yang lebih defensif menguat +0,57% sementara S&P 500 dan Nasdaq serentak turun, mencerminkan aksi profit taking. Secara keseluruhan, ketidakpastian dari sisi eksternal berangsur mereda seiring dimulainya siklus pemangkasan suku bunga oleh The Fed, menyusul rampungnya sebagian besar kesepakatan dagang terkait tarif resiprokal AS. Hal ini membuka ruang bagi investor domestik untuk lebih fokus pada isu-isu domestik seperti program stimulus pemerintah dan percepatan belanja APBN untuk mendongkrak kembali pertumbuhan ekonomi. Tren penurunan suku bunga global dan domestik dapat mendorong penurunan yield obligasi sehingga memberikan performa positif bagi Obligasi FR dan Reksa Dana Obligasi yang harganya cenderung berkorelasi terbalik dengan suku bunga pasar. |
Top Reksa Dana Obligasi di Bibit
|
Secara Historis Konsisten Naik Jangka Panjang |
*Return reksa dana per 19 September 2025. Berdasarkan data historis, tidak menjamin kinerja di masa depan. |
Top Reksa Dana Pasar Uang di Bibit
|
Pilihan Short-Term Safety, Return Naik Secara Stabil |
*Return reksa dana per 19 September 2025. Berdasarkan data historis, tidak menjamin kinerja di masa depan. |
Return ORI028 berupa kupon fixed rate atau tetap stabil hingga jatuh tempo dan dikirim setiap bulan ke RDN. Jadi ORI028 bisa dipertimbangkan sebagai pilihan aset di tengah ketidakpastian market. ORI028 bisa dibeli di Bibit pada masa penawaran: 29 September hingga 23 Oktober 2025. |
|
|
IHSG All–Time High, Foreign Outflow Obligasi 3 Minggu Beruntun |
Sumber: Bloomberg per 19 September 2025, kecuali Foreign Flow Obligasi per 17 September 2025 |
|
|
Bibit Insights | Kelola Uang Bonus Sama Bijaknya dengan Gaji – Mental Accounting Bias adalah kecenderungan membedakan uang berdasarkan sumbernya saat membuat keputusan investasi. Misal: gaji bulanan diinvestasikan ke instrumen yang stabil, tapi bonus tahunan dialihkan ke aset berisiko tinggi karena FOMO walau tidak sesuai profil risiko. |
🤝 UNTR Akan Akuisisi Tambang Doup Milik PSAB – UNTR melalui anak usahanya mengumumkan telah menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi 100% saham PT Arafura Surya Alam (ASA) dari anak usaha PSAB dengan total nilai perusahaan (enterprise value) yang disepakati mencapai 540 juta dolar AS atau ~8,9 triliun rupiah.
🏦 BMRI 1H25: Laba Bersih -8% YoY, di Bawah Ekspektasi – BMRI mencatatkan laba bersih sebesar 11,3 triliun rupiah pada 2Q25 (-19% YoY, -15% QoQ) dan 24,5 triliun rupiah selama 1H25 (-8% YoY), di bawah ekspektasi. Hal ini utamanya disebabkan oleh lonjakan opex dari one-off adjustment terkait audit laporan keuangan. |
| |
Writer: Bibit Investment Research Team Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual produk tertentu. |
|
|
Email ini dikirim oleh PT Bibit Tumbuh Bersama, Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Informasi di dalam email ini bersifat rahasia dan hanya ditujukan bagi investor yang menggunakan APERD PT Bibit Tumbuh Bersama dan menerima email ini. Dilarang memperbanyak, menyebarkan, dan menyalin informasi rahasia ini kepada pihak lain tanpa persetujuan PT Bibit Tumbuh Bersama. Reksa dana merupakan produk pasar modal dan bukan produk APERD. APERD tidak bertanggung jawab atas risiko pengelolaan portofolio yang dilakukan oleh Manajer Investasi. Semua investasi mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas nilai investasi. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa depan. Kinerja historikal, keuntungan yang diharapkan dan proyeksi probabilitas disediakan untuk tujuan informasi dan ilustrasi.
Untuk informasi lebih lanjut, klik di sini.
|
Copyright © 2024. All rights reserved. |
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar