- Rupiah Dalam Tekanan, BI Tahan Suku Bunga – Bank Indonesia pada Rabu (19/11) mempertahankan suku bunga BI Rate di level 4,75%, sejalan dengan ekspektasi konsensus.
- Realisasi APBN 10M25: Belanja Sejalan Target, Penerimaan Pajak Masih Lemah – Kementerian Keuangan pada Kamis (20/11) memaparkan realisasi APBN 10M25, yang mencatat defisit setara ~2% terhadap PDB (vs. 10M24: defisit ~1,4% terhadap PDB).
- Data Tenaga Kerja AS Menguat – Non–Farm Payroll (NFP) di AS naik 119 ribu pada September 2025 (vs. ekspektasi konsensus: 50 ribu), tertinggi dalam 5 bulan. Namun, tingkat pengangguran mencapai level tertinggi sejak Oktober 2021.
|
|
|
Rupiah Dalam Tekanan, BI Tahan Suku Bunga |
- Bank Indonesia (BI) mempertahankan BI Rate di level 4,75% pada Rabu (19/11), sejalan dengan ekspektasi konsensus. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan bahwa pihaknya dalam jangka pendek akan berfokus pada stabilisasi rupiah, menarik aliran investasi asing, dan memperkuat transmisi kebijakan moneter.
- Dalam 1 bulan terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS telah melemah -0,7% ke level 16.700 per Jumat (21/11) seiring kenaikan indeks dolar AS (DXY) sebesar +1,3% pada periode yang sama.
- Sementara itu, BI mencatat bahwa pertumbuhan kredit perbankan melandai ke +7,36% YoY per Oktober 2025 (vs. September 2025: +7,7% YoY), seiring penurunan suku bunga kredit perbankan yang lebih lambat.
- Rilis data ini menyusul kabar bahwa pemerintah sejak 10 November telah menambah penempatan dana sebanyak total Rp76 triliun kepada BMRI, BBRI, BBNI, dan Bank Jakarta.
|
Realisasi APBN 10M25: Belanja Sejalan Target, Penerimaan Pajak Masih Lemah
|
- Kementerian Keuangan pada Kamis (20/11) memaparkan realisasi APBN hingga Oktober 2025. APBN tercatat menghasilkan defisit setara ~2% terhadap PDB (vs. 10M24: defisit ~1,4% terhadap PDB).
- Pendapatan negara masih terkontraksi -6% YoY, memenuhi ~74% outlook APBN 2025 (vs. 10M24: ~80% realisasi APBN 2024). Penerimaan pajak neto turun -3,9% YoY, dipengaruhi oleh faktor restitusi (pengembalian pajak), meskipun penerimaan pajak bruto naik +1,8% YoY.
- Di sisi lain, belanja negara tumbuh +1,4% YoY, mencapai ~74% outlook APBN 2025 (vs. 10M24: ~76% realisasi APBN 2024). Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya belanja pemerintah +2,5% YoY, sementara transfer ke daerah turun -1,2% YoY.
|
Data Tenaga Kerja AS Menguat
|
- Non–Farm Payroll (NFP) di AS naik 119 ribu pada September 2025 (vs. ekspektasi konsensus: 50 ribu), tertinggi dalam 5 bulan. Namun, tingkat pengangguran mencapai level tertinggi sejak Oktober 2021.
- Sementara itu, tingkat pengangguran di AS tercatat naik tipis menjadi 4,4% pada September 2025 (vs. Agustus 2025: 4,3%), sedikit di atas ekspektasi konsensus (4,3%), level tertinggi sejak Oktober 2021.
- Secara terpisah, Presiden AS, Donald Trump, mengatakan bahwa dia merasa telah mengidentifikasi pilihannya terkait calon kepala The Fed berikutnya. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menjelaskan bahwa calon tersebut kemungkinan akan diumumkan sebelum Natal, untuk menggantikan Jerome Powell setelah jabatannya berakhir pada Mei 2026.
|
|
|
Meskipun data tenaga kerja AS bulan September 2025 yang dirilis terlambat menunjukkan perbaikan pasar tenaga kerja, tingkat pengangguran justru naik ke level tertinggi empat tahun, sehingga investor terbagi dalam menilai implikasinya terhadap keputusan FOMC (Federal Open Market Committee) mendatang. Namun, data tersebut tetap mendorong lonjakan ekspektasi peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada pertemuan Desember 2025. Pernyataan Presiden Fed New York, John Williams, pada Jumat (21/11) turut mengangkat ekspektasi pasar, setelah ia menyebut bahwa kebijakan moneter AS masih "sedikit restriktif" dan membuka ruang penyesuaian suku bunga "dalam waktu dekat." Per Senin (24/11), ekspektasi probabilitas pemangkasan suku bunga AS sebesar -25 bps pada Desember 2025 meningkat menjadi ~67% (vs. 14/11: ~44%) berdasarkan CME FedWatch Tool. Kemudian, meski BI masih melihat ruang untuk memangkas suku bunga lebih lanjut setelah beberapa kali telah memangkas suku bunga terlebih dahulu (-125 bps sepanjang tahun 2025) dibandingkan The Fed, kami menilai probabilitas pemangkasan lebih lanjut ke depannya akan sangat bergantung kepada perkembangan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed. Berdasarkan konsensus Bloomberg, BI Rate diproyeksikan turun -25 bps pada Desember 2025 dan -50 bps pada 2026. Investor perlu terus mencermati dinamika ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, perkembangan inflasi AS, serta respons kebijakan BI yang berpotensi mempengaruhi arus modal dan stabilitas rupiah. Bagi investor yang ingin menjaga stabilitas portofolio, aset seperti Reksa Dana Pasar Uang tetap menjadi pilihan dengan profil risiko rendah. Sementara itu, Reksa Dana Obligasi berpotensi diuntungkan di tengah tren penurunan suku bunga yang diperkirakan masih akan berlanjut tahun depan. |
Top Reksa Dana Pasar Uang di Bibit
|
*Return reksa dana per 21 November 2025. Berdasarkan data historis, tidak menjamin kinerja masa depan. |
Top Reksa Dana Obligasi di Bibit
|
*Return reksa dana per 21 November 2025. Berdasarkan data historis, tidak menjamin kinerja di masa depan. |
Kinerja Saham Perbankan dalam 5 Tahun Terakhir
|
Data saham per 21 November 2025, memperhitungkan price return dan dividend. Berdasarkan data historis, tidak menjamin kinerja di masa depan. |
Berakhir 3 Des 2025: Kuota ST015 Tinggal 25% |
SBN Sukuk Tabungan seri ST015 akan mengakhiri masa penawaran pada 3 Desember 2025 pukul 10.00 WIB. ST015 menawarkan floating with floor return yang masih bisa naik jika BI Rate naik tapi anti turun. Return cair tiap bulan tanggal 10 hingga jatuh tempo. Kuota terbatas! Walaupun ditambah menjadi Rp2 triliun, namun masih terus diborong dan kini tersisa 25% (per 24/11 pukul 15.00 WIB). Segera dapatkan minimum return 5,20% p.a.
|
ST015-T2: Tenor 2 Tahun | Minimum Return 5,20% per Tahun |
ST015-T4: Tenor 4 Tahun | Minimum Return 5,45% per Tahun |
|
|
Foreign Flow Obligasi Secara Year-to-Date Berbalik Negatif
|
Sumber: Bloomberg per 21 November 2025, kecuali data foreign flow obligasi per 18 November 2025
|
|
|
Writer: Bibit Investment Research Team Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual produk tertentu. |
|
|
Email ini dikirim oleh PT Bibit Tumbuh Bersama, Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Informasi di dalam email ini bersifat rahasia dan hanya ditujukan bagi investor yang menggunakan APERD PT Bibit Tumbuh Bersama dan menerima email ini. Dilarang memperbanyak, menyebarkan, dan menyalin informasi rahasia ini kepada pihak lain tanpa persetujuan PT Bibit Tumbuh Bersama. Reksa dana merupakan produk pasar modal dan bukan produk APERD. APERD tidak bertanggung jawab atas risiko pengelolaan portofolio yang dilakukan oleh Manajer Investasi. Semua investasi mengandung risiko dan adanya kemungkinan kerugian atas nilai investasi. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa depan. Kinerja historikal, keuntungan yang diharapkan dan proyeksi probabilitas disediakan untuk tujuan informasi dan ilustrasi.
Untuk informasi lebih lanjut, klik di sini.
|
Copyright © 2024. All rights reserved. |
|
|
|